Konsep Jual-Beli Tarekat Idrisiyah, Tasikmalaya


Tarekat Idrisiyah, Tasikmalaya - Di tengah-tengah kondisi persaingan bisnis yang sering membuat stres para entrepreneur, Tarekat Al-Idrisiyyah menawarkan konsep entrepreneur sufi. Tarekat yang memiliki pondok pesantren di Cisayong Kabupaten Tasikmalaya ini membuktikannya, dari berbagai bidang usaha yang dikembangkannya berkembang pesat dan dikenal luas di kalangan masyarakat umum. Salah satu contohnya, konsep toko serbaada Qinimart, peternakan dan pertanian inovatif, sejumlah warung kuliner hingga rumah makan dan juga membina perekonomian masyarakat dengan membentuk baitul mall wattamwil (BMT). Kopontren pesantren Al Idrisiyyah juga pernah menjadi juara 1 Koperasi terbaik tingkat nasional pada tahun 2006 lalu.

"Entreprenur sufi lebih ditekankan pada spirit personality, membangun power dari dalam, memiliki niat yang lurus dan visi misi yang besar," ungkap pimpinan tarekat Idrisiyyah Syaikh M Fathurahman, saat ditemui INILAH Kamis (2/5) malam.

Fathurahman menjelaskan, spirit dari dalam berawal dengan niat lurus, niat dunia adalah jalan untuk menuju akhirat. Dengan nilai keimanan, apapun bentuk bisnisnya akan dipandang sebagai bentuk kegiatan ibadah. "Pemahaman awal ini sangat penting, memiliki tujuan akhirat akan membangun paradigma jangka panjang, tidak mencari jalan pintas dalam berbisnis, sangat memperhatikan prinsip usaha dan akan siap pula menghadapi musibah," jelasnya.

Orang yang memiliki tujuan bisnis jangka pendek, jelas dia, hanya berorientasi pada kesuksesan saja dan tidak siap dengan kegagalan. Pada akhirnya, sering banyak orang yang stress karena berorientasi pada hasil bukan proses. Kita tidak bisa merubah arah angin tetapi bisa merubah arah layar. "Ketika menghadapi masalah dan musibah, entrepreneur sufi akan langsung mengevaluasi diri," ujarnya. Kegagalan akan dirubahnya menjadi kekuatan untuk bangkit lagi dan siap merubahnya menjadi peluang baru. berbagai konsep bisnis baru, ide baru dan pengalaman baru akan bangkit setelah melakukan evaluasi diri, "Secara otomatis akan terbangun kesadaran siapa dirinya, siapa Tuhannya dan kesadaran agamanya," katanya.

Proses kegiatan usaha yang terukur dan terarah adalah prinsip entrepreneur sufi, jelasnya. Selain itu, karakter yang tidak kalah penting adalah menilai hasil usaha dengan menggunakan dua sudut pandang, yaitu syari'at (dunia) dan hakikat (akhirat). Dia menjelaskan, dalam dunia usaha untung dan rugi dalam kaca mata materi pasti terjadi, sehingga ketika hasil usaha dianggap rugi sekalipun ia masih punya harapan besar dan panjang karena masih ada keuntungan yang bersifat ukhrawi. Pemahaman ini yang akan membangun keoptimisan diri, memiliki paradigma visioner. Kondisi inilah yang sangat diperlukan oleh entrepreneur siapapun dan dimanapun.

"Niat yang lurus dan kuat yang disandarkan kepada Alloh Swt dalam berbisnis, akan menjadi motivasi dan ruh kekuatan dalam setiap bentuk tindakan dan pengambilan keputusan. Setiap permasalahan tidak akan disikapi dengan emosional, akan tetapi disikapi secara rasional dan diputuskan secara spiritual," bebernya.

0 Response to "Konsep Jual-Beli Tarekat Idrisiyah, Tasikmalaya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel