Pengantar Sastra, Pengertian Sastra Secara Umum dan Lengkap
Apakah Sastra itu?
Setiap jawaban yang diberikan tidak akan menimbulkan kepuasan penanya. Namun demikian, jika seseorang ditanya tentang apakah ia pernah membaca karya sastra. Jawabannya, “ya, pernah atau belum”. Atau, jika seseorang ditanya apakah ia menyukai sastra, dengan segera pula timbul jawabannya, “ya” atau “tidak”, sesuai dengan pengalaman keseharian hidupnya bergaul dengan sastra. Ini berarti, secara konseptual yang ditanya tidak dapat menjelaskan tentang “apa itu sastra”, tetapi dalam keseharian ia mengenal sastra sebagai suatu objek yang dihadapinya
Dalam kehidupan keseharian pula, pada umumnya orang menyukai sastra. Kata-katamutiara, ungkapan-ungkapan yang bersifat persuasif yang merupakan salah satu ciri khas keindahan bahasa sastra sering kali digunakan orang dalam situasi berkomunikasi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan orang kearah bersastra.
Untuk memahami dan menikmati karya sastra diperlukan pemahaman tentang teorisastra. Teori sastra menjelaskan kepada kita tentang konsep sastra sebagai salah satu disiplin ilmu humaniora yang akan mengantarkan kita ke arah pemahaman dan penikmatan fenomena yang terkandung di dalamnya. Dengan mempelajari teori sastra, kita akan memahami fenomena kehidupan manusia yang tertuang di dalam teori sastra. Sebaliknya juga, dengan memahami fenomena kehidupan manusia dalam teori sastra.
Melalui jurnal ini, secara umum diharapkan kita dapat memahami hakikat sastra dengan ruang lingkupnya sebagai bekal kita dalam mempelajari apresiasi dan kajian sastra. Untuk mencapai tujuan tersebut, didalamnya disajikan urutan materi berupa:
- Pengertian Sastra
- Hubungan Sastra Dengan Yang Lainnya
- Genre Sastra, dan
- Perkembangan Sastra
- Pengertian Sastra
Pengertian tentang sastra sangat beragam. Berbagai kalangan mendefinisikan pengertian tersebut menurut versi pemahaman mereka masing-masing.
Menurut Jacob Sumardjo dan Saini K.M., mendefnisikan sastra dengan lima buah pengertian, dan dari ke-5 pengertian tersebut dibatasi menjadi sebuah definisi, sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Secara lebih rinci lagi, Farukmengemukakan bahwa pada mulanya pengertian sastra amat luas, yakni mencakup segala macam hasil aktivitas bahasa atau tulis-menulis. Seiring dengan meluasnya kebiasaan membaca dan menulis, pengertian tersebut menyempit dan didefinisikan sebagai segala hasil aktivitas bahasa yang bersifat imajinatif, baik dalam kehidupan yang tergambar di dalamnya, maupun dalam hal bahasa yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan itu.
Istilah sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa sansekerta, akar kata sas biasanya menunjukkan alat, sarana. Maka itu sastra dapat berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran. Awalan suberarti baik, indah, sehingga susastra dapat dibandingkan dengan belles-lettres(Teeuw. 1988:23).
- Hubungan Teori Sastra dengan Kritik Sastra dan Sejarah Sastra
Pada hakikatnya, teori sastra membahas secara rinci aspek-aspek yang terdapat didalam karya sastra, baik konvensi bahasa yang meliputi makna, gaya, struktur, pilihan kata, maupun konvensi sastra yang meliputi tema, tokoh, penokohan, alur, latar, dan lainnya yang membangun keutuhan sebuah karya sastra. Disisi lain, kritik sastra merupakan ilmu sastra yang mengkaji, menelaah, mengulas, memberi pertimbangan, serta memberikan penilaian tentang keunggulan dan kelemahan atau kekurangan karya sastra. Sasaran kerja kritikus sastra adalah penulis karya sastra dan sekaligus pembaca karya sastra. Untuk memberikan pertimbangan atas karya sastra kritikus sastra bekerja sesuai dengan konvensi bahasa dan konvensi sastra yang melingkupi karya sastra. Demikian juga terjadi hubungan antara teori sastra dengan sejarah sastra. Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu, periode ke periode sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa. Perkembangan sejarah sastra suatu bangsa, suatu daerah, suatu kebudayaan, diperoleh dari penelitian karya sastra yang dihasilkan para peneliti sastra yang menunjukkan terjadinya perbedaan-perbedaan atau persamaan-persamaan karya sastra pada periode-periode tertentu. Secara keseluruhan dalam pengkajian karya sastra, antara teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra terjalin keterkaitan.
- Jenis-Jenis (Genre) Sastra
Genre Sastra dikelompokan menjadi dua, diantaranya:
- Sastra Imaginatif
Sastra imajinatif adalah sastra yang berupaya untuk menerangkan, menjelaskan, memahami, membuka pandangan baru, dan memberikan makna realitas kehidupan agar manusia lebih mengerti dan bersikap yang semestinya terhadap realitas kehidupan. Dengan kata lain, sastra imajinatif berupaya menyempurnakan realita kehidupan walaupun sebenarnya fakta atau realitas kehidupan sehari-hari tidak begitu penting dalam sastra imajinatif. Jenis-jenis tersebut antara lain puisi, fiksi atau prosa naratif, dan drama. Puisi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik. Fiksi atau prosa naratif terbagi atas tiga genre, yakni novel atau roman, cerita pendek (cerpen), dan novelet (novel “pendek”). Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Pada akhirnya, semua pembahasan mengenai sastra imajinatif ini harus bermuara.
pada bagaimana cara memahami ketiga jenis sastra imajinatif tersebut secara
komprehensif. Tanpa adanya pemahaman ini, apa yang dipelajari dalam hakikat dan jenis sastra imajinatif ini hanya sekadar hiasan ilmu yang akan cepat pudar.
- Sastra Non-Imajinatif
Sastra non-imajinatif memiliki beberapa ciri yang mudah membedakannya dengan sastra imajinatif. Setidaknya terdapat dua ciri yang berkenaan dengan sastra tersebut.Pertama, dalam karya sastra tersebut unsur faktualnya lebih menonjol daripada khayalnya. Kedua, bahasa yang digunakan cenderung denotatif dan kalaupun muncul konotatif, kekonotatifan tersebut amat bergantung pada gaya penulisan yang dimiliki pengarang. Persamaannya, baik sastra imajinatif maupun non-imajinatif, keduanya sama-sama memenuhi estetika seni (unity= keutuhan, balance= keseimbangan, harmony= keselarasan, dan right emphasis= pusat penekanan suatu unsur). Dalam praktiknya jenis sastra non-imajinatif ini terdiri atas karya-karya yang berbentuk esai, kritik, biografi, autobiografi, memo, catatan harian, dan surat-surat.
- Perkembangan Sastra
- Anglo Saxon
Pertengahan abad ke-5 dianggap sebagai permulaan Sastra Inggris. Kepulauan Britania ditaklukan oleh suku-suku Teutonic, Angles dan Saxons. Suku asli ditaklukan oleh suku-suku tersebut dan tulisan-tulisannya kemudian dikenal dengan nama Anglo-Saxon. Karya-karya Sastra Inggris Kuno masih tersimpan rapi dalam bentuk manuscript di perpustakaan-perpustakaan seperti perpustakaan Museum Inggris, Oxford University, Execeter Catherdal dan sebagian kecil tersebar di beberapa tempat. Beowulf merupakan epos pertama dan terbesar yang lahir pada zaman ini. Bahasa kuno Inggris tidak dapat dibaca kecuali oleh mereka yang secara khsus mempelajarinya. Epos ”Beowulf” memberikan gambaran yang menarik dari kehidupan pada masa itu.
Periode sastra Anglo-Saxons dimulai dengan nyanyian-nyanyian dan dongeng ketika mereka hidup di daerah perbatasan Laut Utara. Tiga suku nenek moyang mereka, the Jutes, Angles dan Saxons menaklukan Britania di pertengahan abad ke-5 dan merupakan pelopor berdirinya Negara Inggris. Kemungkinan pendaratan pertama di Britania adalah oleh suku Jutes sekitar tahun 449. Pada tahun 1066 Inggris ditaklukan oleh bangsa Skandinavia yang mengalahkan Harold, raja terakhir Saxons dalam Battle of Hasting.
- Masa Pertengahan
Salah satu prosa Inggris terkenal di Abad Pertengahan adalah Morte D’Arthur (Arthur’s Death) ditulis oleh Sir thomas Malory. Karena saat itu merupakan tahun-tahun kekerasan sebelum dan selama Wars of the Roses, hal tersebut membuat Malory menjadi seorang tokoh yang keras. Beberapa kali ia dijebloskan ke penjara. Setidaknya sebagian dari Morte D’Arthur di dalam penjara. Prosa karya Malory mampu menceritakan sebuah cerita secara langsung sebagian dari ”King Arthur is badly Wounded” .
GEOFREY CHAUCHER, 1340-1400
Geofrey Chaucer dikenal sebagai the father of the Middle English poet. Dibandingkan dengan karya sastra Inggris kuno, karya Chaucer dapat dideteksi dengan menggunakan kacamata pembaca modern, walaupun konjugasi kata kerjanya secara jelas mencerminkan the Germanic inflection.
PERIODE SETELAH CHAUCER
Kesusasteraan Inggris setelah meninggalnya Chaucer (1400) mengalami penurunan yang sangat drastis. Tak satupun pujangga yang muncul pada masa ini, tak satupun penulis prosa yang muncul untuk dinikmati karyanya dengan senang hati hingga saat ini. Penemuan yang sangat penting pada masa ini adalah ditemukannya ”percetakan”. William Caxton (1422-1490) mendirikan penerbitan di London, dekat dengan Westminster Abbey tahun 1476.
DAMPAK TIDAK LANGSUNG DARI ITALIA
Italia tidak hanya memberikan dampak seperti pada penjelasan di atas, tetapi juga memberikan dampak dengan cara yang lain terhadap perkembangan Renaissance di Inggris. Pada saat jatuhnya Constantinople pada tahun 1453, para cendikiawan dan ilmuwan Yunani pindah ke Italia dengan segudang manuscript pengetahuan yang sangat berharga, dimana pertama kalinya barat secara langsung berhubungan dengan bahasa dan Sastra Yunani. Para pelajar Italia secara langsung juga berhubungan dan belajar dengan pelajar atau ilmuwan Yunani yang mengunjungi Italia dan untuk pertama kalinya pada tahun 1500 bahasa Yunani dipelajari di Oxford University.
PERIODE TRANSISI
Periode ini adalah masa diantara runtuhnya kejayaan Chaucer dan masa awal kebangkitan intelektual untuk menuju masa Elizabeth (the Age of Elizabeth). Selama kurang lebih satu setengah abad setelah masa Chaucer tak satupun karya sastra yang muncul dan standar umum karya sastra pada masa ini sangat rendah.
- Masa Elizabeth
Masa Elizabeth dalam dunia sastra Inggris dikenal dengan sebutan the Golden Age (masa keemasan). Sastra mengalami puncak perkembangan pada awal masa pemerintahan Elizabeth. Pada masa Elizabeth semua keraguan nampaknya sirna dari sejarah masyarakat Inggris. Setelah masa pemerintahan Edward dan Mary, dengan kekalahan dan kehancuran moral diluar negeri dan kekerasan dan pembrontakan di dalam negeri, pergantian tampak kekuasaan raja seperti sunrise after a long night.
PUJANGGA-PUJANGGA NON DRAMATIK ZAMAN ELIZABETH
Edmund Spencer (1552-1609)
Sebagai pelajar yang miskin, Spencer mengerti bagaimana ia menciptakan sesuatu untuk dirinya sendiri; dia banyak membaca karya-karya klasik, melakukan kontak dengan penyair-penyair Italia dan menulis sendiri puisi yang jumlahnya tak terhitung. Walaupun Chaucer adalah guru besarnya, ambisinya bukanlah untuk menandingi Canterbury Tales, tetapi lebih pada keinginan untuk mengungkapkan mimpi-mimpi besar orang Inggris. Melankoli atas hilangnya Rosalind (kekasihnya) tercermin dalam karyanya the Shepherd’s Calendar.
PUJANGGA-PUJANGGA DRAMA
Christopher Marlowe (1564-1593)
Nama terbesar dalam drama sebelum Shakespeare adalah Christopher Marlowe, anak seorang tukang sepatu, lahir beberapa bulan sebelum Shakespeare di Canterbury, wilayah (county) Kent. Dengan bantuan temannya yang memiliki pengaruh ia sekolah di Corpus Christi College, Cambridge dan lulus pada tahun 1583. empat tahun kemudian, pada awal usia 23 tahun, drama pertamanya muncul di London. Selama enam tahun antara drama ini dengan kematiannya, Marlowe menulis lebih dari enam karya drama, beberapa lyric, dan naratif cinta dalam bentuk puisi bebas.
MORALITY PLAYS
Dalam Drama Moraliti (Morality Play), tokoh-tokoh pemeran dipersonifikasikan secara abstrak mewakili nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya (virtues and vices), dan kualitas pikiran manusia. Dalam moralitas setiap manusia, sebagai contoh, beberapa karakter yang ada seperti kematian (death), persahabatan (fellowship), pengetahuan (knowledge), keinginan yang baik (good deeds), dan kedewasaan (discretion). Karakter populer yang ditemukan dalam morality plays adalah nilai-nilai kebaikan dan kejahatan.
TEATER PERTAMA
Interlude, dan jenis drama terdahulu tidak ditampilkan di atas pageant wagons sampai pada tahun 1576 mereka diberi pekarangan atau halaman atau gedung tempat mereka mengadakan pementasan. Gedung pertunjukkan pertama di bangun di London dan diberi nama The Theatre. Setelah Shakespeare meningglakan London tiga pulu tahun kemudian, terdapat sekitar sepuluh atau dua belas gedung pertunjukkan, dua diantaranya adalah the Globe dan the Blackfriars – pemiliknya adalah seorang dramatis.
Yang paling mengejutkan adalah hanya ada sedikit wanita yang terlibat dalam pementasan drama pada masa Elizabeth. Wanita terhormat yang ada di penonton menggunakan topeng dan tidak ada wanita di atas panggung. Peran wanita dalam drama diambil alih oleh laki-laki sampai pada pertengahan abad ke-17.
- Masa Shakespeares
Pada tahun 1582 dia menjadi seorang yang cukup sukses dalam penulisan drama. Tahun berikutnya muncul karyanya yang dipublikasikan, puisi naratif tentang Venus and Adonis. Fakta mengejutkan muncul dari Stratford yang menyatakan bahwa anak satu-satunya meninggal pada tahun 1596. tahun berikutnya Shakespeare membeli sebuah rumah mewah di tengah kota. Shakespeare dianggap sebagai dramatis terbesar baik dalam tragedi maupun komedi.
Pada tahun 1600, dia merupakan pemilik teater the Globe dan the Blackfriars; hal tersebut membuktikan bahwa dia memang seorang yang kaya dalam hal harta. Ayahnya meninggal pada tahun 1601 dan ibunya meninggal pada tahun 1608, Shakespeare sendiri menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di Stratford yang diketahui dari berbagai sumber; tetapi mengapa dan mulai kapan dia mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai aktor, penulis drama dan manajer sepenuhnya tidak diketahui.
PERIODE SETELAH SHAKESPEARE
Ben Johnson (1573-1673)
Penerus terbesar Shakespeare dalam drama adalah Ben Johnson, dapat juga disebut sebagai sahabat Shakespeare. Dia adalah pujangga dan dramatis paling berpendidikan pada masa tersebut. Pada awalnya ia disekolahkan di Westminster School, dan dia bekerja untuk beberapa waktu di luar negeri bersama angkatan perang Inggris. Walaupun dia tidak mengenyam pendidikan tinggi di Universitas, tetapi dia memperoleh gelar penghormatan dari Oxford dan Cambridge University. Johnson merupakan orang kesayangan James I yang menjulukinya sebagai Poet Laureata pada tahun 1616. walaupun dia sering mendapat penghormatan dari raja, tetapi ia sering mengacuhkannya karena sifatnya yang arogan, sering terlibat hutang dan meninggal dalam kemiskinan pada tahun 1637. Dia dikuburkan di Wstminster Abbey.
PERIODE SETELAH SHAKESPEARE
- Masa Puritan VS Restorasi
Nama puritan dikenalkan pada pertengahan abad ke-16 yang diberikan kepada suatu kelompok di dalam gereja Inggris yang tujuannya adalah untuk membersihkan bentuk-bentuk praktik dan upacara keagamaan. Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan beragama secara langsung diikuti oleh kebebasan dalam berpolitik. Milton, tidak diragukan lagi sebagai penulis terbesar yang dihasilkan oleh kaum Puritan, merupakan cerminan tipikal orang-orang Puritan. Puisi di usia tuanya ditulis untuk ”justify the ways of God to Man”, tidak diragukan lagi telah memenuhi keinginan orang-orang puritan.
MASA RESTORASI
Hidup di bawah pemerintahan Puritan bukanlah hal yang membahagiakan. Orang-orang tertentu saja yang mungkin akan menikmati kesenangan dari tekanan kehidupan, adanya penolakan diri dan larangan adanya hiburan-hiburan; tetapi kelas masyarakat tidak bertambah. Yang harus diingat adalah dalam keadaan ini munculnya pelarangan bukan karena hiburannya. Puritan menentang pelaksanaannya, bukan karena memberikan rasa sakit pada pelarang tetapi karena memberikan rasa senang kepada penikmatnya.
Para penulis bukannya tidak membuat usaha, mereka tida lari jauh dari bentuk dan materialnya. Mereka berkarya dengan menggunakan model Drama Perancis yang dinamakan comedies of Moller, menurut teori drama Perancis. Mereka menghidupkan kembali karya-karya Shakespeare dan karya lainnya di zaman Elizabeth untuk membuktikan pada masa itu bukanlah zaman yang ”barbarian”.
SAMUEL PEPYES (1633-1703)
Pepyes lahir di London, anak seorang penjahit. Dia mengikuti pendidikan di St. Paul’s School dan Magdalena College, Cambridge dan lulus pada tahun 1650. Pepyes merupakan diarist terbesar dalam sastra Inggris. Salah satu diary-nya menceritakan kebakaran besar yang terjadi di london pada tahun 1666.
- Masa Romantisme
Paruh pertama abad ke-19 tercatat sebagai the triumph of romanticism in literature dan juga democracy in government. Keduanya berjalan beriringan. Penekanan utama puisi pada awal masa ini adalah bentuk susunannya yang rumit, tanpa menggunakan terlalu banyak perasaan. Heroic couplet banyak digunakan pada bait-baitnya. The lyrical ballad (1798) datang membawa kejutan, sebagai pertanda awal dari masa romantisme adalah adanya kerjasama antara William Wordsworth dan Samuel Taylor Coleridge, sering dikenal sebagai the Lake Poets, karena mereka berdua suka tinggal di daerah danau di barat daya Inggris dan hidup di sana.
MAKNA ROMANTISME
Sebagai sebuah pemikiran dan pendekatan terhadap karya sastra, Romantisme diasosiasikan dengan Vitality, powerful emotion, limitless and dreamlike ideas, and unusual individuals. Clasikisme sebagai penyeimbangnya diasosiasikan dengan order, strong common sense, controlled reason, and normal types, sebagaimana telah kita bahas dalam era Pope di awal abad 18. Sebagai masa yang bersejarah dalam kesusasteraan Inggris, masa romantisme berlangsung dari tahun 1798, ketika Wordsworth dan Colredge menerbitkan lyrical ballad mereka, sampai pada sekitar tahun 1830-an, ketika Ratu Victoria jatuh (1837) dan semua pujangga-pujangga penting meninggal kecuali Wordsworth. Selama masa ini, gagasan-gagasan revolusioner di Amerika dan Perancis sudah secara luas merasuki pemikran-pemikiran manusia dan para perinits sastra memandang dunia dengan cara yang baru dan keras. Mereka merevolusi cara-cara lama dalam sastra.
0 Response to "Pengantar Sastra, Pengertian Sastra Secara Umum dan Lengkap"
Posting Komentar